Pertemuan 1, Tugas Kajian Seni Rupa

 Kalau yang kita ketahui, Semiotika itu adalah ilmu yang mengkaji sikap disiplin tanda tanda yang terdapat pada suatu objek untuk di ketahui makna yang terkandung di dalam objek tersebut. Nah maka dari itu saya menggunakan Kajian Sejarah penerapan Semiotika dalam Kitab Suci, yang pertama ada ; 1.Pengamatan Zeno 

Kajian semiotika sudah tumbuh sejak tahun 330-264 SM sebagaimana yang eladiteliti Zeno. Ia mengadakan penelitian lewat tanda-tanda tangis dan tertawa. Penelitian Zeno ini membuahkan perbedaan tanda dari aspek penanda dan petandanya. Berdasarkan pengamatan Zeno, tangis seseorang yang terlihat dalam bentuk penampilannya merupakan penandanya. Hal ini disebabkan bahwa ekspresi tangis itu secara cepat dapat kita amati melalui gerak, penampilan, suara, atau nada tangisnya.19 Pengkajian masalah tertawa yang dilakukan Zeno pun dapat menimbulkan aspek penanda dan petanda. Sesuatu yang terlihat dalam penampilan, gerak tertawanya adalah penandanya. Sebaliknya, apa yang menjadi maksud dan tujuan tertawa, misalnya sinis, mengejek, lucu, jengkel dan gembira adalah petandanya. Bentuk tangis dan tawa secara semiotika mengandung dwimakna. Seseorang yang menangis belum tentu bersedih hati. Adakalanya menangis karena mendapatkan kegembiraan, yaitu sebagai luapan emosi atau perasaanya yang begitu meledak dan tak tertahankan. Penyaluran dari rasa emosi yang tak tertahankan itulah wujud dari tangisnya. Seseorang tertawa pun bukan berarti selalu mendapat kesenangan, adakalanya tertawa karena terkenang akan masa lalunya, sakit ingatan, jengkel, marah, atau sekedar sarana melampiaskan segala kesdihannya. 

2. Pengamatan Saint Augustinus

Bermula dari kajian Zeno tentang semiotika tangis dan tawa itulah ilmu semiotika mulai dikembangkan, seorang uskup Roma yang hidup di sekitar abad ke-5 M, Saint Augustinus, sesudah mengalami perubahan batin secara radikal dan ia bertobat kepada Tuhan untuk menjadi manusia yang saleh dan alim.21Selaku pemimpin agama yang terkemuka, Saint Augustinus meletakkan dasar sistem tanda di dalam mengkaji Alkitab, berkat ketekunannya yang tidak pernah mengenal lelah, Augustinus menerjemahkan bahasa Alkitab dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Roma. Terlahir dari konsep-konsep beliaulah sampai sekarang Alkitab dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia.22Augustinus juga meletakkan dasar-dasar pendidikan. Lebih jauh, Augustinus menegaskan bahwa suatu pengajaran atau pendidikan tidaklah memuaskan bila tanpa menggunakan tanda. Penanda tanda menjadi penting sebagai media pendidikan, yaitu lebih luas dan tinggi. Jika dalam melaksanakan proses belajar-mengajar itu tanpa mengunakan tanda-tanda, hasilnya hanya dapat mencapai tataran yang rendah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Semiotika karya lukis Hyperrealis Antoe Budiono pada Lukisan yang Cenderung Menghadirkan Visual Ayam Jago