Kajian Semiotika karya lukis Hyperrealis Antoe Budiono pada Lukisan yang Cenderung Menghadirkan Visual Ayam Jago

 Pendahuluan  

Antoe Budiono merupakan seniman asal Malang, yang menghasilkan karya beraliran hyperrealism dengan tingkat penggambaran detail objek yang sangat tinggi. Tidak hanya sekedar menampilkan detail objek yang sangat tinggi dengan penggambaran realis, beliau juga menghadirkan objek lain yang sarat akan makna. Antoe Budiono merupakan salah satu pelukis otodidak asal malang yang mampu mengusung karya seni beraliran realis ke level internasional, hal ini dibuktikan dengan serangkaian pameran yang pernah diselenggarakan dibeberapa Negara yang di antaranya adalah :  2017 di Kuala lumpur Malaysia dan Singapura, 2018 di Busan Korea Selatan, 2015 di New York dan Hongkong. Kebanyakan objek yang diangkat oleh Antoe Budiono dalam tiap karyanya adalah objek yang sederhana mengenai kehidupan sehari-hari adapun objek tersebut berkaitan erat dengan cerminan kata-kata Jawa Kuno/pepatah yang bermakna dan berguna bagi kehidupan manusia.

 Isi 

Bentuk lukisan yang di buat : Lukisan Ayam Jago yang berjudul Forget

 Objek Visual Ayam jago tersebut adalah salah satu lukisan terbaru seniman Antoe Budiono yang dibuat pada tahun 2019 dengan objek ayam jago, yaitu lukisan yang berjudul “Forget”.

Lukisan tersebut dikerjakan diatas kanvas dengan ukuran 245x150 cm menggunakan cat akrilik, selain dikerjakan dengan media yang cukup besar dan detail objek yang sangat tinggi terdapat visualisasi dengan simbol-simbol yang cukup menarik, dimana dalam lukisan tersebut tampak seekor ayam jago yang digambarkan sedang berdiri diatas batu dengan sebuah pistol diatas badannya sedang berperang dengan manusia berbaju kungfu dengan sebuah pedang ditangannya. Dengan metologi dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait. 

Penanda : 

Pada konteks ini seniman memandang ayam jago melalui sebuah sudut pandang yang mengacu pada kebaikan, dimana melalui karya “Andhap Asor” secara garis besar mengangkat konsep tentang bahwa kalau kita menjadi apapun, setinggi apapun derajat kita tapi kalau mau rendah hati, maka bahkan sang jagoan pun yang derajatnya lebih tinggi dari kita, pasti dia akan hormat kepada kita. 



Petanda : 

Hubungan antara objek yang dihadirkan dalam karya ini adalah membentuk sebuah indeks dimana hubungan antara objek utama yaitu ayam jago yang menggunakan senjata dan manusia dengan baju kungfu sedang memegang pedang yang membentuk sebuah sebab dan akibat yang mewakili sebagai simbol. Adanya indeks tersebut pada akhirnya membuat interpretasi tentang simbol kekuasaan terkadang membuat orang dapat menjadi arogan memakai segala cara untuk melindungi diri sendiri dan apa yang dia punya, bahkan sampai membuat dirinya lupa bahwa dahulu dia merupakan bagian dari orang kecil yang berpendidikan (menggunakan ilmu yang dimiliki sebagai pedoman atau senjata utama dalam menjalani kehidupan ).

Ikon : 

Tanda pada objek di sini adalah yaitu ayam jago yang menggunakan senjata dan manusia dengan baju kungfu sedang memegang pedang yang membentuk sebuah sebab dan akibat yang mewakili sebagai simbol. simbol dari berbagai hal yang merujuk pada kebaikan, dan pemaknaan ayam jago pada tiap karya disesuaikan dengan konsep yang diangkat oleh seniman Antoe Budiono dalam tiap karyanya sedangkan ayam jago di interpretasikan sebagai simbol kekuasaan, dan kaum terpelajar.

Indeks :  

Indeks di sini menjelaskan bahwa 2 objek yang saling berlawanan, yaitu ayam dan manusia.. yang di artikan sebagai sebab dan akibat. Manusia dengan baju kungfu sedang memegang pedang yang membentuk sebuah sebab dan Ayam jago sebagai akibat yang di artikan sebagai simbol kekuasaan, dan kaum terpelajar.

Simbol : 

Adanya indeks tersebut pada akhirnya membuat interpretasi tentang simbol kekuasaan terkadang membuat orang dapat menjadi arogan memakai segala cara untuk melindungi diri sendiri dan apa yang dia punya, bahkan sampai membuat dirinya lupa bahwa dahulu dia merupakan bagian dari orang kecil yang berpendidikan (menggunakan ilmu yang dimiliki sebagai pedoman atau senjata utama dalam menjaani kehidupan ).

Kesimpulan : 

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah di uraikan pada kajian semiotika karya lukis hyperrealis Antoe Budiono pada lukisan yang cenderung menghadirkan visual ayam jago adalah seniman menjadikan ayam jago sebagai simbol dari berbagai hal yang merujuk pada kebaikan, Adapun pemaknaan ayam jago sebagai simbol kekuasaan, dan kaum terpelajar. Hal ini menunjukkan bahwa pada kenyataannya dalam pemaknaan suatu karya  terkadang memiliki sebuah makna yang berbeda dengan seniman, oleh karena itu sebuah penelitian kajian semiotika dibutuhkan sebagai media untuk mengkaji karya-karya yang telah di buat, yang memiliki kecenderungan menghadirkan simbol-simbol dalam karyanya agar seni sebagai media komunikasi dapat berjalan dengan baik antara seniman dan kita sebagai penikmat karya. 

Sumber : 

AP  Handayani - researchgate,net " Kajian Semiotika karya lukis Hyperrealis Antoe Budiono pada Lukisan yang Cenderung Menghadirkan Visual Ayam Jago "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan 1, Tugas Kajian Seni Rupa